Syahrul, Seorang Penjual Coffe Keliling Yang Menginspirasi Banyak Orang
Doc: Jonjon Coffe
|
Garismassa.org - Kreatifitas salah seorang mahasiswa di Fakultas Dakwah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten menginspirasi banyak orang dikalangan Mahasiswa, Kamis (27/02/2020).
Ahmad Syahrullah, seorang mahasiswa yang mempunyai inovasi dan keberanian berhasil mendongkrak pintu inspirasi tersebut. Bagaimana tidak, saban hari dia keliling-keliling fakultas berjualan kopi yang pada gilirannya memudahkan mahasiswa lain malas pergi ke kantin. Jon-Jon Coffe namanya.
Awalnya syahrul menggunakan termos dan berjualan keliling Fakultas sampai keliling Universitas. Untuk lebih memajukan usahanya, Sekarang dia menggunakan sistem delivery yang memudahkan mahasiswa lain untuk sekadar memesan satu gelas coffe dengan sekali chat atau calling.
Syahrul mengatakan bahwa usaha tersebut digelutinya sejak satu semester lebih. Hal yang membuatnya tetap bertahan karena inovasi-inovasi yang dikembangkan untuk mempermudah usahanya bisa ia gagas.
"Namanya juga Jon-Jon, dalam bahasa Betawi artinya 'santai', makanya kalo mau mesen kopi sama saya bisa sambil nyantai. Dan dengan cara ini saya mau membantu meringankan beban orang tua saya, dengan begini juga bisa dapat relasi, bisa dapat informasi, bisa juga dapat motivasi", katanya saat diwawancara.
Sementara Misbah, sebagai Mahasiswa yang berlangganan Jon-Jon Coffe berpendapat, bahwa Syahrul adalah sosok inspirator untuk dirinya.
"Bagi saya dia orang yang cukup berani untuk memulai dan orangnya cukup bertanggung jawab. Tidak banyak mahasiswa yang bisa melakukan hal yang sama karena alasan mentalitas dan lain lain", katanya.
Seperti dicerikan Misbah, sesekali ia ingin melakukan hal serupa bahkan sebelum ada Jon-Jon Coffe. Karena alasan terlanjur maka ia urungkan niatnya itu.
"Bahkan saya sempat ingin melakukan hal yang sama tapi terlanjur ada Jon-Jon, tapi saya berharap mahasiswa lain bisa menjadikan tindakan Syahrul ini menjadi sosok yang bisa menginspirasi banyak orang", tukasnya.
Ya, meski hal demikian bukan kali pertama dilakukan hanya oleh Syahrul, kemandirian-kemandirian seperti ini layak untuk diapresiasi di tengah biaya-biaya kampus yang kian mahal.