Mata Pencaharian Rakyat di Ujung Tanduk Akibat Covid-19
Penulis: Syifa |
Selain itu, berjualan ini merupakan satu-satunya mata pencaharian utama, yang jika dihentikan pemasukan mereka akan hilang meski untuk sementara waktu.
Sejak adanya warga Banten yang terjangkiti
virus corona/ atau Covid-19, Wahidin Halim, selaku Gubernur Banten sigap
mengambil tindakan. Bersama Sekda Banten dan Kepala OPD Pemprov Banten, WH,
sapaan akrab Wahidin Halim menyelenggarakan rapat untuk merespon situasi
tersebut pada Sabtu, (14 Maret 2020).
Hasil rapat mengambil keputusan penting, bahwa
Pemerintah Provinsi Banten langsung menetapkan KLB dan mengintruksikan kepada
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banten untuk meliburkan sekolah di semua
lembaga pendidikan selama 2 pekan dimulai dari tanggal 16-30 Maret 2020.
Sebagai gantinya, siswa dialihkan belajar mengajarnya dengan metode Belajar
dalam Jaringan (Daring) atau belajar Online.
Kekhawatiran pemerintah akan adanya penularan
virus yang diprediksi akan semakin masif kedepannya sama sekali tidak berlaku
bagi siswa itu sendiri. Libur dengan durasi waktu yang lumayan pananjang malah
dimanfaatkan oleh para siswa untuk mengunjungi berbagai tempat destinasi. Tentu
saja kejadian ini cukup mencemaskan dan amat membahayakan.
Asmani Raneyanti, selaku Kepala
Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang langsung memberi respon atas peristiwa tersebut dan mengedarkan surat pemberitahuan kepada
pengelola destinasi wisata baik milik pemerintah maupun milik pribadi segera ditutup sementara waktu untuk membendung
wisatawan yang akan datang terhitung dari sejak hari Jum’at, 20 Maret - 03
April 2020.
Ditutupnya berbagai macam destinasi tersebut
sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19, tidak serta merta disambut baik
oleh seluruh masyarakat, khususnya pemilik warung-warung dagangan yang berada
disekitar Destinasi. Untuk Destinasi kolam pemandingan Cikoromoy dan
penziarahan Batu Qur’an Pandeglang misalnya, desas desus yang beredar, pedagang yang ada disana sangat
mengeluhkan surat edaran tersebut. Karena bagi mereka, dari berjualan di tempat
wisata tersebutlah mereka dapat bertahan dan mampu memenuhi kebutuhan hidup
rumah tangganya.
Selain itu, berjualan ini merupakan
satu-satunya mata pencaharian utama, yang jika dihentikan pemasukan mereka akan
hilang meski untuk sementara waktu.
Tidak hanya rakyat kecil sebenarnya yang
dirugikan oleh keadaan seperti sekarang, bahkan negara dan wilayah-wilayah lain pun bernasib serupa. Pandeglang, sebagai sebuah wilayah
yang pemasukan daerahnya bergantung pada sektor Pariwisata turut dirugikan
dengan peristiwa Covid-19, karena sebagian masyarakat yang biasanya weekend ke
wilayah tersebut harus mengurungkan niatnya karena takut terinveksi akibat mendekati
keramaian.