Anggota Mapelba Uniba Ukir Prestasi Nasional Meski Kampus Tak Berikan Fasilitas yang Memadai

 

Dokumentasi UKM MAPELBA Menggelar latihan panjat tebing di tembok Gedung Kampus/Dokumentasi pribadi 

Elemendemokrasi.com, Serang –

Kondisi memprihatinkan tengah dihadapi Unit Kegiatan Mahasiswa Mahasiswa Pencinta Alam Bina Bangsa (MAPELBA) Universitas Bina Bangsa. 

Meski kerap mengharumkan nama kampus di ajang nasional dalam cabang panjat tebing dan orientering, para anggota MAPELBA harus berlatih dalam keterbatasan fasilitas yang sangat minim.

Sampai saat ini, MAPELBA belum memiliki sarana latihan panjat tebing resmi. 

Para anggota terpaksa menggunakan tembok gedung kampus sebagai media latihan sehari-hari. 

Tak hanya itu, perlengkapan keselamatan seperti tali dan alat panjat lainnya pun harus dipinjam dari organisasi mahasiswa pencinta alam di kampus lain, seperti MAPALAUT dan MAHAPEKA.

"Kami terpaksa latihan di tembok kampus karena memang alat-alat kami tidak tersedia. Tali dan perlengkapan lain pun harus meminjam dari kampus lain. Kurang nyaman rasanya kalau setiap mau latihan harus pinjam," ujar Miftah, salah satu anggota aktif MAPELBA, Senin, (28/4/2025).

Permasalahan tak berhenti di situ. Ketika MAPELBA mengajukan permohonan dana untuk kegiatan dan pengadaan perlengkapan, mereka harus menghadapi birokrasi yang rumit. 

Menurut Miftah, meski setiap mahasiswa membayar uang UKM sebesar Rp150 ribu per semester, pengajuan dana untuk kegiatan tetap dipersulit melalui prosedur yang berbelit, mulai dari pihak kemahasiswaan, Wakil Rektor, hingga ke Ketua Yayasan.

"Bayar UKM Rp150 ribu per semester, tapi waktu minta bantuan untuk kegiatan malah dilempar-lempar. Administrasinya ribet banget, dari kemahasiswaan ke warek, lalu ke yayasan. Prosesnya lama, dan seringkali akhirnya tidak cair," tambah Miftah.

Ironisnya, prestasi yang diraih MAPELBA sangat membanggakan. 

Mereka berkali-kali menjuarai kejuaraan nasional, bahkan berhasil meraih medali emas dan perak di ajang bergengsi. 

Saat ini pun, beberapa anggota MAPELBA tengah berlaga di ajang internasional di Pulau Jawa dan berhasil meraih posisi juara tiga. 

Namun, keberangkatan mereka dibiayai secara mandiri karena pengajuan bantuan dana ke kampus tidak kunjung diproses.

"Kami berangkat lomba pakai dana pribadi. Padahal sudah mengajukan bantuan ke kampus. Semua ini murni dari kantong pengurus sendiri," ungkap Miftah dengan nada kecewa.

Situasi ini memicu keprihatinan banyak pihak, mengingat potensi besar yang dimiliki para mahasiswa. 

Banyak yang berharap Universitas Bina Bangsa segera memberikan perhatian lebih serius, dengan menyediakan fasilitas latihan yang memadai, menyederhanakan proses administrasi pengajuan dana UKM, serta memberikan dukungan nyata bagi pengembangan minat dan bakat mahasiswa berprestasi.

Prestasi mereka seharusnya tidak hanya dibalas dengan ucapan semangat, tetapi juga dengan fasilitas dan dukungan konkret agar nama baik kampus bisa terus bersinar di tingkat nasional maupun internasional.***

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url