Masyarakat Desa Haitimuk dan Penindasan-penindasannya, Analisa Sosial Berdasarkan MDH.
Elemendemokrasi.com- Desa Haitimuk, yang terletak di Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, secara geografis memiliki kekayaan alam yang luar biasa besar.
Letaknya strategis sebagai daerah penghubung antara desa, karena ada aliran kali yang menjadi akses penghubung menuju ibu kota kabupaten.
Desa ini juga diberkahi SDA melimpah antara lain hutan yang luas, potensi wisata mata air, sawah, perkebunan, serta kekayaan tambang rakyat seperti pasir dan batu dari sungai dan masih banyak lagi yang lain.
Namun, dibalik potensi yang besar itu, kenyataan sosial-ekonomi masyarakatnya memperlihatkan kontradiksi yang tajam.
Masyarakat desa mengalami stagnasi dan bahkan kemunduran ekonomi. Sawah dan perkebunan, hutan, tambang batu pasir di kali tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sepenuhnya, karena disebabkan struktur kelas sosial.
Pemimpin desa terus berganti namun Haitimuk masih mengalami kemunduran.
Padahal, dengan SDA sedemikian banyak itu, jika dikelola dengan baik maka desa Haitimuk adalah desa yang maju.
Problem pokoknya tak lain karena kekayaan ini hanya dikuasai oleh segelintir orang yang berperan sebagai kaum borjuis.
Mereka yang memiliki modal, dan jaringan kekuasaan lokal sehingga dapat mengendalikan masyarakat dan kepala desa karena kaum borjuis yang memiliki base struktur.
Di mana mereka memiliki ekonomi yang kuat dan mapan sehingga mengantarkan mereka ke super struktur di dalam dunia pemerintahan dalam hal ini Eksekutif daerah Kabupaten Malaka dan Ketua legislatif daerah Kabupaten Malaka.Selain itu, kaum borjuis ini juga telah menghidupkan kembali sistem feodalisme modern, dimana masyarakat harus patuh dan tunduk kepada mereka.
Bukan hanya patuh dan tunduk, bahkan di saat menjelang pesta demokrasi kaum borjuis ini mulai memainkan peran untuk meyakinkan masyarakat desa Haitimuk.
Mereka menciptakan ilusi kepada masyarakat sehingga masyarakat menjadi kecanduan kemudian dijadikan kambing hitam untuk menjaga status sosial mereka.
Tanpa masyarakat sadari mereka sedang dieksploitasi habis habisan oleh kaum borjuis lokal tersebut.
Masyarakat hidup tanpa kepastian kemandirian ekonomi.
Ketimpangan kelas sangat terasa. Masyarakat tidak hanya kehilangan kemandirian ekonomi, tetapi juga terjebak dalam ketergantungan ekonomi yang mendalam.
demi kebutuhan keluarga mereka terpaksa terus menghamba dan tunduk pada kekuasaan kaum borjuis tersebut.
Struktur sosial ini membentuk lingkaran setan kemiskinan dan ketundukan struktur kelas.
Sehingga kepala desa sebagai pemimpin wilayah hanya membiarkan masyarakatnya menjadi parasit atau ketergantungan ekonomi mereka kepada kaum borjuis itu.
Ini menunjukkan bagaimana kapitalisme pinggiran berselingkuh dengan relasi feodal yang belum runtuh sepenuhnya, yang menciptakan bentuk baru dari penindasan struktural yang menyulitkan rakyat desa untuk mandiri dan berkembang.
Strategi untuk meruntuhkan sistem ini masyarakat, pemuda, dan mahasiswa desa Haitimuk harus bersatu dan menolak produk dari kaum borjuis sehingga membentuk tatanan sosial yang baru berdasarkan nilai pancasila.
Dan untuk mencapai itu ada dua tahap:
Tahap yang pertama masyarakat, pemuda, dan mahasiswa berpikir secara materialisme dimana berpikir berdasarkan keadaan yang mereka alami, kemudian membangun kesadaran dan membentuk aksi massa yang memiliki jiwa revolusioner sehingga membangun organisasi yang revolusioner juga.
Tahap yang kedua adalah sesudah berpikir secara materialisme, masyarakat, pemuda, dan mahasiswa mulai menantang kemudian melakukan perlawanan menggunakan aksi massa sebab kejahatan yang terorganisir lebih sukses dari kebaikan sendiri sendiri
jadi ketika kita mau melawan kejahatan yang terorganisir masyarakat, pemuda, dan mahasiswa harus mempunyai kebaikan yang lebih terorganisir juga sehingga dapat meruntuhkan kaum borjuis.
Untuk memperkuat tulisan ini penulis menggunakan kerangka filsafat dari karl heinrich marx dan friedrich Engels yaitu materialisme, dialektika, dan historis sebagai landasan berpikir penulis karena segala sesuatu di dunia adalah hasil interaksi materi.
Materi yang di maksud adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya melalui kerja dan produksi.
Masyarakat Haitimuk bekerja kepada kaum borjuis mereka bukan karena “cita-cita”, tapi karena harus memenuhi kebutuhan hidup.
Sebab kaum borjuis mereka punya alat produksi mesin, tanah, modal, dan kekuasaan atas masyarakat.
Dialektika bukan hanya sekedar berpikir dan bernalar tetapi harus diiringi dengan bergerak sehingga menghasilkan suatu perubahan.
Dan pada dasarnya sejarah manusia berkembang melalui dialektika, yaitu proses perubahan karena kontradiksi antara dua kekuatan yang saling merasuki:
Tesis: masyarkat desa haitimuk di eksploitasi habis habisan oleh kaum borjuis.
Antitesis: masyarkat desa haitmuk harus melakukan perlawanan dan meruntuhkan kaum borjuis
Sintesis: Sehigga lahirnya tatanan sosial yang baru dalam masyarakat desa haitimuk.
Historis itu sendiri adalah relasi materi yang di sebabkan oleh interaksi masyarakat dan keadaan yang mereka alami sehingga muncul kontaradiksi kontradiksi dan melahirkan suatu perubahan dalam tatanan sosial.
Penulis: Phye Gelifront