Pemukiman Warga Menteng Pulo Akan Digusur Paksa, LMND DJK Ajak Warga Bertahan
![]() |
Ketua Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW-LMND) Daerah Khusus Jakarta Betran Sulani tengah melakukan pendampingan di Menteng Pulo II |
Elemendemokrasi.com, Jakarta - Upaya penggusuran paksa pemukiman warga di Menteng Pulo, Kelurahan Menteng Dalam, Kota Jakarta Selatan oleh pemerintah mulai dilakukan.
Hal tersebut memantik Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EW-LMND) Daerah Khusus Jakarta untuk turun mengadvokasi masalah tersebut.
Betran Sulani, Ketua EW LMND DKJ menyebut, upaya penggusuran paksa itu ditandai dengan keluarnya surat dari Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Kota Administrasi Jakarta Selatan tertanggal 8 April 2025.
"Di surat itu ada dua pont yang disampaikan, yang intinya warga diminta untuk mengosongkan wilayah itu secara sukarela. Kalau tidak akan dibongkar paksa," kata Betran, Jumat, 18 April 2025.
Dalam keterangan Betran, warga telah beberapa kali diberikan surat dengan pont yang sama.
Seturut turunnya surat-surat tersebut, pembongkaran paksa enam rumah warga yang belum ditempati juga dilakukan oleh pihak TPU, tanpa ada dialog dan musyawarah.
"Ini bagaimana tanggung jawab negara, membongkar pemukiman secara sepihak tanpa ada dialog dan musyawarah terlebih dahulu," kata Betran.
Menurut Betran, masalah yang dihadapi warga menteng pulo II tersebut merupakan tanda adanya kontradiksi antara program pemerintah terkait penentasan kemiskian dengan apa yang terjadi dilapangan.
“Pemerintah gembar-gembor bicara pemutusan mata rantai kemiskinan tapi ketika ada perampasan ruang hidup tidak ada upaya penyelesaian secara demokratis," katanya lagi.
Pihaknya berharap agar pemerintah setempat dapat adil dalam memperlakukan warganya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga yang menempati TPU menteng pulo II berjumlah tujuh puluh lebih kepala keluarga yang didominasi lansia dan anak-anak.
Dengan segala keterbatasan sarana dan pelayanan publik, warga lebih memilih untuk menetap dan berjuang untuk mempertahankan tempat tinggalnya.
Alasanya karna warga tidak memiliki pekerjaan yang layak dan pendapatan tetap, di tambah lagi tidak ada solusi kongkrit dari pemerintah.
Betran pun berkomitmen akan melakukan pendampingan kepada warga setempat dan memastikan mereka bertahan di wilayah tersebut.***