Puisi: Negeri Yang Menyimpan Cahaya Rahasia
![]() |
Gambar ilustrasi |
Di balik kabut senyap yang menyelimut pagi,
Terhampar negeri dengan bisikan sakti.
Langitnya biru, namun menyimpan sunyi,
Buminya teduh, namun tak mudah dimengerti.
Pepohonan berdiri seperti penjaga,
Menyimpan kisah yang tak semua bisa dibaca.
Angin berdesir membawa mantra lama,
Dari leluhur yang berbicara tanpa suara.
Di sungai yang bening, cahaya menari-nari,
Ini bukan sekedar cahaya biasa, tapi cahaya yang tersembunyi.
Yang muncul saat hati tak lagi mencari,
Dan lenyap saat pikiran mulai curiga kembali.
Bising kota tak pernah sampai ke sana,
Hanya angin yang berbisik lembut, membawa harum tanah,
Maka simulasi laba-laba coba ku ikuti
Mencintai rumah dengan segenap sarang abadi.
Telinga getarkan, kaki ajak melangkah ke dalam tumpukan api
Tak hangus bak Ibrahim namun tertatih dan Nur memudar sepi.
Jika ada, mengapa kunang-kunangku masih bersimbah darah,
Lalu dimana cahaya?
Pada ari-ari yang dibungkus batok kelapa dan diterangi pelita.
Atau pada malam tua ke berapa?
Harus sungguh aku singgah untuk berziarah.
Sehingga detak pada sepertiga malam
Diam serupa ihram yang melingkar sempurna.
Dan alam pun sama, semedikan cinta dengan alarm panjang harapan,
Diatas permadani yang patuh atas hajat
Baik dan buruk orang.
Negeri ini bukan sekedar tanah dan udara,
Ia adalah teka-teki yang penuh makna.
Yang melihat dengan mata, hanya dapat rupa,
Dan yang melihat dengan jiwa, akan temukan cahaya.
Bukan tentang siapa yang datang terburu-buru,
Tapi mereka yang berjalan dalam rindu.
Karena negeri ini memilih siapa yang layak,
Untuk menyentuh cahaya yang tersembunyi dalam rahasia.
Merunduk lah dengan mata air jiwa kesatria mu
Dan berkata...
Menyala lah dalam gelap lilin keteduhan do'a
Puisi Oleh :
M. Ghazali Faraman