Keluarga Bagaikan Langit yang Tidak akan Pernah Meninggalkan Bumi
keluarga bahagia keluarga seumpama langit yang tidak pernah meninggalkan bumi |
Terdengar
suara adzan yang telah di kumandangkan dengan merdu dari arah Masjid dekat
Rumah.Hari yang masih begitu gelap, hawa yang dingin menyelimuti tubuh, membuat
orang malas untuk bangun dari tidur nya.Pagi masih buta matahari belum
mengeluarkan senyumannya.Namun tidak membekukan semangat Pak Hasan untuk bangun
lebih awal dan bersiap ke Masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah.Sedangkan
bu Indri dan satu anak perempuannya yaitu Eliza melaksanakan shalat subuh di
rumah.Mereka slalu bangun pagi-pagi buta untuk melaksanakan ibadah shalat
subuh.Dan ibu pun harus bergegas menyiapkan sarapan untuk ayah dan Eliza.
Pagi
yang cerah mengiringi hari itu, langit pun selalu menghantarkan fajar yang akan
terbit menyinari bumi yang indah. Sinar mentari dengan hangat dan penuh dengan
kelembutan meresap dalam tubuh keluarga harmonis ini.Mereka sangat menikmati
belaian hangat mentari pagi itu dengan diiringi kicauan burung yang terdengar
riang bernyanyian.
Sementara
ibu sibuk di dapur ayah dan Eliza sibuk bersiap diri di kamar masing-masing.
Ayah bersiap untuk bekerja sedangkan Eliza bersiap untuk ke sekolah. Walaupun
Eliza masih duduk di sekolah Taman Kanak-Kanak tetapi Eliza sudah cukup
mandiri.Eliza sudah di biasakan memakai baju sendiri, sepatu, merapihkan tempat
tidurnya dan hal-hal sederhana lainnya. Sementara ayah dan Eliza yang tengah
sibuk bersiap diri terdengar suara ibu yang memanggil Ayah dan Eliza dari arah
ruang makan.
“Ayah… Eliza…” panggil ibu dari
ruang makan.
“Iya bu…” jawab ayah dan Eliza dari
kamar.
“Makanan sudah siap, yuk kita
sarapan dulu” ajak ibu kepada ayah dan Eliza.
“Eliza datang bu” kata Eliza sambil
menghampiri ibu.
“Iya sayang, Ayah mana Eliza ?”
tanya ibu kepada Eliza.
“Itu ayah datang” jawab Eliza sambil
melihat ke arah ayah.
Sarapan
pun berlangsung.Setelah sarapan selesai ayah dan Eliza berpamitan kepada ibu
yang tengah membereskan meja makan.Ayah pun mengantar Eliza terlebih dulu ke
sekolah sebelum berangkat bekerja.Namun ayah hanya bisa mengantar Eliza,
sedangkan tugas yang menjemput adalah ibu.
Ibu
dan anak ini sering kali menghabiskan waktu berdua karena ayah nya harus
bekerja.Tapi ayah Eliza sering kali meluangkan waktu meskipun pun hanya
sebentar, yang terpenting masih ada waktu untuk bermain dengan Eliza, demi
untuk mengawasi perkembangan anaknya itu, karena bagi nya perkembangan Eliza
adalah hal yang sangat penting.
Matahari
telah menunjukkan senyuman nya yang di temani oleh langit yang begitu
cerah.Waktu demi waktu berjalan, dan jam telah menunjukkan pukul 10.00 WIB
menandakan bahwa sebentar lagi waktunya ibu melaksanakan tugasnya, yaitu
menjemput Eliza di sekolah.Tak lama ibu pun bergegas pergi untuk menjemput
Eliza. Setiba nya di sekolah Eliza ternyata belum selesai, dan ibu pun menunggu
nya di kantin depan sekolah bersama orang tua lainnya yang menunggu anaknya.
Kemudian tak lama Eliza dan teman-temannya keluar dari kelas dan berlarian
menuju orang tua masing-masing.Eliza pun bergegas menghampiri ibu yang tengah
menunggu nya di kantin ibu Ros, tempat biasa para orang tua menunggu
anak-anaknya pulang sekolah.
“Ibu…” panggil Eliza sambil berlari
menghampiri ibu.
“Iya sayang” jawab ibu sambil
menyambutnya dengan pelukan.
“Ayo bu kita pulang” ajak Eliza
kepada ibu.
Mereka
pun menuju sepeda motor miliknya dan mulai menyalakan kendaraan dan menuju
pulang. Setibanya di rumah Eliza merenung karna mendengar bahwa temannya telah
berlibur ke rumah nenek minggu lalu dengan ayah dan ibu nya. Eliza memang sudah
lama sekali tidak berkunjung ke rumah nenek di Bandung, Ayah nya jarang sekali
ada waktu untuk berlibur karna ayah nya sibuk untuk bekerja. Kemudian Eliza pun
memberanikan diri untuk bertanya kepada ibu.
”Ibu,
Ibu, kapan kita berlibur dengan ayah lagi ?”Tanya Eliza kepada Ibu dengan wajah
yang sedikit murung.
”Nanti
ya sayang kalau ayah libur kerja dan Eliza libur panjang di sekolah” jawab ibu
yang mencoba memberi pengertian kepada Eliza.
”Tapi bu, Eliza pengen main sama ayah” rengek Eliza dengan manja.
”Kita kan masih bisa main sama ayah kalau hari libur. Ibu dan ayah
akan ajak Eliza liburan ke rumah nenek asalkan Eliza janji sama ibu, Eliza
harus rajin belajar, dan tetap jadi anak yang baik.”
”Hore…Eliza akan ke rumah nenek” seketika Eliza meloncat
kegirangan“Iya bu, Eliza janji mau jadi anak yang baik.Tapi ibu juga janji ya?”
Lanjut Eliza.
”Iya sayang, Ibu janji” Sahut ibu.
Eliza
tidak seperti kebanyakan teman lainnya yang slalu pergi berlibur bersama kedua
orang tuanya. Wajar saja ketika mendengar ucapan ibu ia meloncat kegirangan.
Walaupun begitu ia tidak kurang akan kasih sayang dari kedua orang tua nya.
Sepulang kerja pasti ayah nya slalu menghabiskan waktu bersama ibu dan Eliza
untuk bermain dan mengajarkan pembiasaan shalat berjama’ah, mengaji bersama dan
mengetes hafalan surah-surah pendek Eliza, tak lupa juga mengajarkan agar Eliza
tetap mempunyai sikap sopan santun yang baik kepada siapapun.Setelah menerapkan
kebiasaan-kebiasaan baik yang dapat merangsang perkembangan motorik Eliza
adapun kebiasaan lainnya yaitu ayah dan Ibu selalu meluangkan waktu untuk
sekedar mendengarkan keluh kesah Eliza atau bersenda gurau agar Eliza tetap
merasa dekat dan merasakan keutuhan kasih sayang orang tuanya.
”Eliza, bagaimana di sekolah, Eliza
tetap jadi anak ayah yang baik dan pintar bukan ?” Ayah memulai pembicaraan.
”Eliza baik ayah. Tapi ayah, Eliza
slalu di ganggu sama Agung teman Eliza di kelas, dia nakal”.
”Tapi Eliza gak boleh membalas,
karna bertengkar itu tidak baik”.Nasihat ayah kepada Eliza dengan lembut.
”Iya, Eliza slalu bilang sama Bunda
kalau Agung mengganggu Eliza.”
”Yasudah tapi Eliza harus tetap jadi
anak yang baik ya, anak baik pasti banyak yang sayang” Jelas ayah.
”Iya, kaya ayah dan ibu kan sayang
sama Eliza ?”Jawan Eliza sambil tersenyum manja.
”Iya dong, kami slalu sayang sama
anak baik seperti Eliza” jawab ayah sambil memeluk Eliza.
Kehangatan
keluarga mereka memang begitu terasa, terlebih lagi ayah dan ibu orang yang
sangat lembut dan hangat kepada siapapun.
”Oiya yah, Eliza bentar lagi mau lulus
TK loh…” ibu mulai pembicaraan lagi
”Oh ya ?Waah anak ayah udah mau
lulus.Ternyata Eliza udah besar ya?” jawab ayah dengan sedikit bergurau.
”Eliza, nanti kalau sudah lulus TK
Eliza mau sekolah SD di mana sayang ?” tanya ibu.
”Eliza gak mau pindah sekolah Ibu” jawab
Eliza.
”Loh, ko anak ayah gak mau pindah
sekolah?” Tanya ayah heran ”Tapi kan Eliza udah lulus TK, teman-teman Eliza
juga pasti akan pindah ke sekoah yang baru” lanjut ayah.
”Tapi Ayah, Eliza suka di TK,
Bunda-Bunda nya baik, teman-teman Eliza juga banyak di sana” jawab Eliza
”Sayang, di sekolah yang baru juga
pasti akan menyenangkan. Ibu guru semuanya baik dan Eliza akan punya banyak
teman baru di sana” Rayu Ibu kepada Eliza.
(Eliza
hanya diam dan memikirkan hal itu)
”Iya, jadi Eliza gak boleh takut,
anak yang baik harus berani.Di sekolah Eliza yang baru pasti akan lebih
menyenangkan” jelas ayah penuh semangat.
Eliza memang tidak mau pindah
sekolah jika di tanya oleh ayah dan ibu, karena ia sudah merasa nyaman di
sekolah TK nya itu. Dan ia takut ibu guru baru nya tidak akan sebaik bunda nya
di TK. Namun ayah dan ibu selalu memberi pengertian dan membujukknya. Dari itu
Eliza mulai memberanikan diri dan mau untuk melanjutkan Sekolah Dasar. Dan
tibalah waktunya Eliza lulus dari Taman Kanak-Kanak, kini ia sudah mulai masuk
ke sekolah barunya yaitu Sekolah Dasar yang tempatnya tidak jauh dari rumah
mereka. Dan pagi itu adalah hari pertama Eliza di sekolah baru.Ia bertemu
dengan banyak teman baru di sekolah nya. Mereka beragam, ada yang malu-malu,
berani, hingga anak yang hanya diam saja di pangkuan ibunya.
Kring…
Kring… Kring…
Bel
sekolah berbunyi dari arah kantor pertanda waktu untuk masuk kelas dan mulai
pembelajaran.Semua anak-anak bergegas memasuki ruang kelas.Ada yang hanya di
antar orang tuanya dan ada juga yang masih minta di temani oleh orang
tuanya.Tak lama ibu guru yang menjadi bunda baru bagi Eliza dan yang lainnya
memasuki ruang kelas.
”Assalamualaikum, Selamat Pagi
anak-anak ?” sapa Ibu Guru kepada murid-murid.
” Walaikumsalam, slamat pagi ibu
guru” jawab murid-murid serentak.
”Apa kabar anak-anak ?” tanya ibu
guru dengan lantang,
”Alhamdulillah, luar biasa, Allah
Akbar” jawab murid-murid penuh semangat.
”Waaah… Alhamdulillah murid-murid
Ibu penuh dengan semangat.Baiklah, perkenalkan nama ibu adalah ibu Siska.”
”Hai ibu Siska” sahut murid-murid
dengan serentak.
”Hai juga anak-anak. Nah, disini Ibu
yang akan menjadi guru kelas kalian. Jadi, kalian akan belajar dengan ibu.
Baiklah, sekarang kita perkenalan dulu ya?.”
Pembelajaran hari pertama pun
berlangsung sangat menyenangkan hingga hari ke tujuh. Di hari ke tujuh Eliza
mulai merasakan ketakutan, dan akibatnya ia tidak ingin ditinggal ibu nya saat
bersekolah.
”Ibu, ibu jangan pulang, temani
Eliza disini, Eliza takut bu” pinta Eliza manja dengan merengek
”Loh takut kenapa sayang?”tanya ibu
khawatir.
”Pokoknya Eliza mau ditemani ibu”
Eliza kembali merengek.
”Iya iya oke, baiklah akan ibu
temani. Ya sudah sekarang Eliza masuk ke kelas dulu ya.”Ayo, anak pintar gak boleh
begitu.Eliza harus mandiri, harus berani.Yuk kita masuk” rayu ibu kepada Eliza.
”Tapi ibutunggu Eliza di jendela ya”
Pinta Eliza dengan sedikit nada keras
”Iya sayang, yasudah kita ke kelas
ya.”
Selama seminggu ibu selalu menemani
Eliza di sekolah.Ia selalu menangis dan ingin ikut pulang ketika akan di
tinggal oleh ibu nya. Namun, dengan bujukan dan pengertian yang diberi oleh
ayah dan ibu kepada Eliza ia pun mulai tidak ditemani lagi oleh ibu nya.Namun
tidak bertahan lama, hanya hitungan hari Eliza bisa di tinggal oleh ibu nya.
Dan kali ini ia benar-benar tidak mau berangkat ke sekolah dengan alasan yang
sama, yaitu takut.
”Ayo sayang mandi, sudah siang ini,
nanti terlambat loh” bujuk ibu kepada Eliza.
”Eliza gak mau sekolah” jawab Eliza
sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur.
”Loh kenapa Eliza gak mau sekolah
lagi ?bukannya sekolah itu menyenangkan, Eliza kan bisa bertemu dengan banyak
teman, pasti juga ibu guru mencari Eliza si anak pintar ini” rayu Ibu kepada
Eliza.
“Ibu bohong, katanya di sekolah
Eliza yang baru ibu gurunya baik, menyenangkan. Eliza gak suka! Eliza mau
sekolah di sekolah Eliza yang dulu aja” jawab dengan wajah kesal dan nada
sedikit tinggi
”Ibu tidak bohong sayang, ibu guru Eliza
kan memang orang yang baik.”
”Enggak, ibu bohong, ibu guru suka
marah-marah” jawab Eliza kembali dengan wajah yang kesal,
Ibu pun penasaran dan coba mencari
penyebab mogoknya sekolah Eliza.Dan ibu merasa ada keganjalan di sekolah
sehingga Eliza tidak mau bersekolah lagi.Kemudian ibu mencari penyebab itu,
ternyata keganjalan itu berada pada ibu guru Siska. Kemudian ibu melakukan
pendekatan antara Eliza dan ibu Siska dengan cara mengajak Eliza untuk
mengobrol santai dengan bu Siska.
”Ibu guru, ibu guru kan baik ya ?
teman-teman Eliza juga baik kan di sekolah ?”atnya Ibu Eliza lembut.
“Oh iya, Ibu guru mah baik, sayang
sama Eliza” jelas ibu guru dengan nada yang tinggi.
”Iya, ibu guru kan gak pernah
marah-marah kan bu dengan Eliza?”tanya ibu Eliza.
“Aduuuh, enggak dong, ibu guru gak
pernah marah sama Eliza, kan Eliza anak yang baik” jawab ibu guru sambil
menatap Eliza.
”Tu kan, ibu guru baik sama Eliza,
ibu guru hanya akan marah dengan anak yang nakal, tapikan Eliza anak yang baik
jadi gak akan marah dengan Eliza”. Jelas ibu kepada Eliza.
”Ibu guru, kalau Eliza mau main ke
rumah ibu boleh ya?.”
”Oh ya boleh dong, kapan pun Eliza
mau main datang aja nanti kita main sama-sama, oke ?” jawab ibu guru.
”Waah ibu guru baik sekali, nanti
saat libur sekolah kita pasti main.”
”iya boleh, tapi besok Eliza harus
berangkat sekolah lagi ya” mencoba membujuk Eliza.
”Iya dong, besok Eliza pasti akan ke
sekolah.”
Eliza
tetap diam dan hanya bisa menganggukkan kepala.Dan keesokan hari nya Eliza mau
bersekolah dan tidak merengek untuk berhenti sekolah lagi.
Ternyata akibat mogoknya sekolah
Eliza adalah ibu guru yang memang mempunyai karakter bicara yang keras dan
cepat sehingga akan terlihat lebih garang seperti orang yang sedang marah, dan
kesalah pahaman Eliza kepada Ibu guru yang melihat ibu guru sedang memarahi
temannya sehingga ia merasa ibu guru tengah memarahi nya. Karena Eliza terbiasa
hampir tidak pernah mendengar atau melihat orang marah baik saat di lingkungan
rumah maupun lingkungan sekolah Taman Kanak-Kanak nya dulu, terlebih ayah dan ibu
nya adalah orang tua yang penuh dengan kesabaran dan kelembutan.
Bagi
orang tua nya menanamkan akhlak yang baik dan kebiasaan baik adalah hal yang
utama untuk perkembangan anaknya, orang tua nya sadar bahwa guru pertama bagi
anaknya adalah keluarga.Baginya keluarga bagaikan langit yang tidak pernah
meninggalkan bumi. Selalu bersama dan menemani saat dalam keadaan apapun,
begitu pun dengan Ibu Eliza, ia akan slalu menemani Eliza ketika ia membutuhkan
sosok seorang ibu, mendidik, membangkitkan semangat nya dan mendampingi Eliza
dalam keadaan apapun.
Prodi PIAUD FTK UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten