Menyongsong Internasional Student Day, LMND Serang Mengajak Kaum Pelajar Bergerak Melawan Intervensi Kapitalis Dalam Dunia Pendidikan
Anggota Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi Uin Banten Bersama Ketua dan Sekjen Komisariat |
Menurut penuturan Fahmi, selaku ketua komisariat LMND Uin Banten, penyelenggaraan tersebut digelar untuk mengajak kaum pelajar berfantasi kembali dimana ISD ini lahir karena perlawanan Kaum pelajar dunia melawan intervensi fasisme didalam dunia pendidikan.
"Kami ingin mengajak pelajar Indonesia supaya berfantasi dan peka, bahwa meski pendidikan di Indonesia tidak di intervensi oleh fasisme seperti pada sejarah asal mulanya, namun pendidikan kita juga dirasuki oleh baju yang berlainan sama sekali, yakni kapitalisme neolib", pungkasnya, Kamis 14/11.
Lanjut fahmi, sejak Indonesia masuk menjadi anggota dari organisasi dagang dunia (WTO) yang diinisiasi oleh Negara kapital besar yaitu Amerika Serikat, Indonesia terikat sejumlah ratifikasi ekspansi kapital termasuk didalamnya soal dunia pendidikan. Wajar belaka, pendidikan Indonesia hari ini lepas dari tanggung jawab negara dan diserahkan sepenuh-penuhnya pada mekanisme pasar.
"Ia pendidikan kita sejak diliberalisasi lewat berbagai aturan, negara tidak lagi ikut campur terhadap dunia pendidikan. Mekanismenya diserahkan pada pasar, akhirnya yang dibicarakan tidak lagi soal peninggatan mutu dan kesadaran peserta didik untuk selalu dekat dengan kesadaran massa, yang dibicarakan soal bisnis to bisnis dan melulu soal untung rugi", lanjutnya.
Senada dengan ketua komisariat, Sekretaris Kota Nabil, juga menyampaikan dalam dunia pendidikan kita tidak lagi memuat nilai-nilai demokrasi yang akhirnya menjauhkan peserta didik akan jati dirinya sebagai pelajar. Imbas dari setiap aturan yang diambil secara sepihak oleh Negara dan lembaga pendidikan, dan peserta didik dipaksa untuk mengikuti aturan aturan tersebut, hanya mendidik peserta didik menjadi pelajar-pelajar yang patuh dan menunduk.
"Kami melihat sistem pendidikan kita tidak mencerdaskan. Malah mendidik setiap pelajar untuk patuh atas peraturan yang diambil secara sepihak. Akhirnya karakteristik itu terbentuk pada setiap peserta didik tak ubahnya seperti robot yang mampu dikendalikan oleh sebuah peraturan yang tidak sama sekali demokratis. Akhirnya dunia pendidikan berkesan seperti pabrik yang menaklukan setiap kebebasan setiap manusia", katanya.
Masih kata nabil, pengetatan aturan yang diberlakukan dalam dunia pendidikan seperti pemberlakuan jam malam di kampus, pelarangan diskusi, dilarang ber Demo dan pembatasan kreatifitas mahasiswa semakin memperkokoh keyakinan, bahwa dunia pendidikan sedang melakukan penaklukan kebebasan pelajar untuk tidak lagi kritis dan supaya selalu tunduk patuh dengan apa yang telah diberlakukan oleh kampus.
Aksi perempuan Lmnd di Kampus Dua Uin Banten |
"Ditengah anarky kapitalisme yang sudah menjarah sendi sendi kehidupan umat manusia, stabilitas politik sangat diperlukan. Dan yang biasa membangkang dan memberontak kan kaum pelajar. Makannya sistem pendidikan kita selain berorientasi pada pasar juga penaklukan karakter berlawan setiap pelajar", lanjutnya.
"Seharusnya lembaga pendidikan itu sifatnya sosial, bukan malah bisnis. Sudah tidak demokratis, mahal dan menindas lagi", katanya lagi sambil kesal.
Dengan mimbar bebas tersebut ia menginginkan supaya pelajar tetap pada garis terdepan melawan penindasan dan penghisapan yang dilakukan oleh Imperialisme neolib lewat kaki tangannya yaitu negara.