Sedang Carut Marut, Indonesia Butuh Negarawan


Oleh: Afdel Syahril AM
Penggagas IRSSA Tangerang

Indonesia Sudah Berumur 73 Tahun, dan Indonesia sudah banyak mengalami fase ideology dan pergantian system pemerintahan ataupun juga pergantian pemimpin dari zaman ke zaman. Ada 4 fase perjalan bangsa indoensia , yaitu: Revolusi (1945-1966), Pembangunan (1966-1998), Reformasi (1998-2004) dan Republik ke-4 atau Masa Pemapanan Negara menuju adil makmur yang belum tercapai sampai sekaramg. Indonesia sejak Jaman Revolusi (lahir bangsa Indonesia) Disibukkan dengan peralihan system dari demokrasi Liberal (1950-1959) sampai dengan demokrasi Terpimpin (1959-1965). Fokus yang dicanangkan oleh Bung karno (Presiden Pertama Indoenesia) Adalah Membangun semangat dan persatuan bangsa Indonesia, masa ini lebih menekankan kepada penekanan semangat persatuan antar ideology yang sedang berkembang hebat waktu itu yaitu Nasionalisme, Agama Dan Komunisme (NASAKOM). Konsep besar soekarno adalah meyatukan spirit kebangsaan, keagamaan dan spirit membela kaum miskin menjadi tarikan satu nafas dan titik temu yang diambil adalah titik yang menjadi nilai fundamental bangsa Indonesia sebagai perekat hubungan, garis optimal dan keselarasan membangun sebuah Negara besar yang berdiri dari semua golongan. Dimasa ini lahir para pemikir dan pemerhati bangsa Indonesia yang memang melandaskan diri kepada cita cita kemajuan bangsa Indonesia, meski mereka melahirkan bentuk konsep yang ada tapi bingkai kuat yang dibangun adalah bingkai nilai yang dijadikan sebagai titik temu rasa persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat di Indonesia.

Dulu Para pemikir Indonesia Mengorientasikan pola pikir mereka kepada sudut sudut bintang keintelektualan, mereka bagai berlomba lomba dalam membentuk ide ide dan gagasan membangun konsep bernegara lalu mereka mencoba saling meyakinkan bahwa ideology yang mereka tawarkan sangat cocok dan mutlak solusi alternative problematika bangsa Indonesia.

Nasionalisme, Sosialisme, Marxisme, islamisme dan Ideology lain seolah menjadi ruang bingkai khzanah yang memukau yang tetap mengkiblatkan pancasila sebagai gagsan dasar/umum, mereka melibatkan pertentangann pemikirannya sebagai laju dan rajutan sumber menjadi nation state yang telah dibangun sejak bangsa Indonesia di proklamirkan 17 agustus 1945.

Keadaan Indonesia yang sedang carut marut hari ini tentu membutuhkan mereka yang disebut sebagai “Negarawan”. Siapa mereka yang disebut Negarawan? Tentu mereka yang cakap dalam menemukan solusi problem kebangsaan, dan serta pengambilan keputusan dan kebijakan yang berpedoman kepada kebijaksanaan dan kebiawaan. Artinya ia memiliki jiwa ksatria, jiwa sentralitik yang dimaknai sebagai Tulang Punggung Ide Ketika Negara ini Kehilangan Garis Besar Haluannya.

Negarawan Dimasa saat ini tentu harus dicetak, dibentuk dan dilakukan tunjangan Berfikirnya. Maksudnya adalah mereka dituntun dan diberikan kebebasan berfikir yang memang menjadi ciri mereka dalam menuntaskan problematika bangsa dimasa mereka saat ini, sebagai Juru pemersatu negarawan ini juga punya integritas yang di milki kehormatan baik dikagumi oleh para pengikut setianya maupun menjadi seorang yang dihormati oleh lawannya sekalipun. Ruh Perjuangannya tentu di bentuk pada proses yang tidak instan, ia akan lahir dimasa dan situasi ketika masyarkat dan Negara membutuhkan pemikir yang Whataniyah (tengah) artinya bisa menjadi jembatan perastuan dua kubu yang berseteru yang biasanya konfliknya ini sangat mengganggu kestabilan bangsa Indonesia sebagai Negara kesatuan.
Sosok Kepemimpinan hari ini tentu sangat jauh melihat para elite politik yang tak bisa mencerminkan kenegarwanan sama sekali, artinya kegaduhan politik saat ini tentu dilatarbelakngi oleh semakin rendahnya pembentukan kepemimpinan yang sangat dikagumi, jelas ini menjadi persoalan bersama ketika melihat kegaduhan dan rasa ketidak percayaan semakin meninggi akan membentuk prilaku keprihatinan masyarkat yang sangat jelas adalah kemajuan peradaban tidak akan menghampiri bangsa Indonesia.

Figure pemimpin tentu acuan pandangan marwah sebuah Negara, artinya kepemimpinan yang di pegang oleh kaum negarawan tentu akan membawa pada perubahan, kesejahteraan dan tentu kestabilan Negara, sebaliknya meski elite politiknya cerdas, pintar dan berawawasan tapi jika tidak negarawan tentu gaduh, merasa paling benar dan carut marut. Ajarkan generasi muda untuk menyelami pikiran para foundhing father kita lalu mengambil sebuah hikmah yang dapat dijadikan sumber pembelajaran bagi generasi muda hari ini, kaum intelektualis harus membentuk tatananan kerangka yang sifatnya adalah titik temu artinya pemersatu yang disebut sebagai integrasi bangsa harus di mulai dengan menciptakan politik yang berdemokrasi yang tentu tejamin kebebasan hak haknya.

Nilai moral dan norma norma tentu menjadi acuan bahwa spirit kebangsaan ini tidak menafikan peran agama sebagai pembawa mashlahah, artinya kaum intelektual dan tentu titik akhirnya adalah negarawan harus bergerak dan memikirkan peran jangan sampai terjadi yang tidak di inginkan apalagi terpisahnya menjadi Negara bagian bagian di republic Indonesia. Jadi kuatkan diri generasi muda terus membaca, selami lebih dalam pola fikir para pendiri bangsa. Kelak solusi dari gaduh dan carut marut wajah politik dan kepemimpinan kebangsaan bangsa Indonesia segera teratasi, pada intinya jangan memulai dari strategi sebagai sorang yang menang dalam hasil pemilihan sebuah ke pemimpinan, Tapi Ajarkan Kepada generasi penerus soal menjadi pemenang dalam sebuah proses sebuah pemilihan kepemimpinan, maka kelak “Negarawan akan hadir sebagai pencerah dan solusi bangsa Indonesia kedepan.”

Negara Indonesia ini Tidak dibentuk oleh atau untuk segolongan orang, Bangsa Indonesia dengan keragaman yang dimilikinya harus kembali merekatkan diri dari politik identitas, politik kriminalisasi, politik ketidakadilan dan politik Gaduh. Semua keburukan itu yang mengancam stabilitas demokrasi kita harus segera diselesaikan sebelum Indonesia terbawa arus konflik besar berkepanjangan. Dan solusi mutlaknya adalah cetaklah sosok Negarawan sejak dari kepemimpinan sedini-dininya yang kelak besar Negara ini di isi oleh mereka yang adil dalam berfikir dan adil dalam mengambil tindakan.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url