Belum Membuahkan Hasil Yang Konkrit, Petani Riau Dan Jambi Bertenda Di Kementerian Kehutanan
Suasana perkemahan para petani Jambi dan Riau yang melakukan aksi jalan kaki ke KLHK/Dokumentasi pribadi |
Belum ada hasil yang konkrit petani Riau dan Jambi yang melakukan aksi jalan kaki masang tenda dan bermalam didepan kantor Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, sampai tuntutan para petani ini dipenuhi oleh kementerian Kehutanan.
Setelah melakukan aksi jalan kaki selama 11 hari para petani Riau dan Jambi akhirnya sampai di Jakarta tepatnya depan kantor Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Massa aksi berjejer didepan gerbang Kementerian sambil bergantian orasi. Dengan suara yang lantang dan kompak peserta aksi meneriaki "land reform, tanah untuk rakyat".
Ketua Umum Komite Perjuangan Pertanian Rakyat (KPPR), Muhammad Ridwan mengatakan bahwa pertani tidak akan pulang sebelum tuntutan mereka dipenuhi.
"Kami menuntut Mentri Kehutanan, Bapak Raja Juli Antoni, untuk mengeluarkan SK revisi terhadap izin PT.Rimba Peranap Indah (RPI) untuk melakukan Enclav terhadap lahan masyarakat atau pelepasan dari areal konsesi. Begitu juga yang di Jambi konflik masyarakat dengan PT Wira Karya Sakti (WKS). Kami Meminta Mentri Kehutanan Bapak Raja Juli Antoni segera menyita lahan 2500 Ha di Desa Kota Garo, untuk dikembalikan sesuai peruntukannya dan menerbitkan Sertifikat untuk 1250 Kepala Keluarga" kata Ridwan Jumat (13/12/2024).
Ridwan menambahkan bahwa petani telah melakukan pertemuan sebanyak tiga kali dengan pihak Kementrian Kehutanan, namun belum membuahkan hasil yang konkrit.
"Sudah 3 kali kita melakukan pertemuan dengan pihak Kementerian Kehutanan namun belum membuahkan hasil yang konkrit oleh karena itu kami petani Riau dan Jambi memastikan masih tetap pada kesepakatan tidak akan pulang sebelum tuntutan para petani ini belum dipenuhi oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kehutanan" Terang Ridwan
Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan petani Jambi, Bung Andi, menyatakan bahwa perjuangan ini didasari pada kehidupan petani.
"Pada saat ini hidup petani sudah begitu berat, kondisi ekonomi yang tinggi harus dihadapi untuk menghidupi keluarga nya. jika tanah yang menjadi sumber kehidupan petani dirampas maka kehidupan petani pun terancam. Maka dari itu petani disini akan terus menuntut haknya atas sumber kehidupan dan hak atas hidup.” Katanya
Editor: vivi